untukmu yang sulit digapai

 Ada satu nama yang selalu hadir di sela-sela pikiranku—sebuah nama yang mungkin tak pernah tahu betapa seringnya ia berkunjung dalam ingatan. Seseorang yang begitu dekat dalam jarak, namun terasa sangat jauh untuk digapai.


Aku menyebutnya sebagai "crush", meskipun sebenarnya perasaanku mungkin lebih dari sekadar kekaguman singkat. Ada sesuatu tentang dirinya—senyumnya yang sederhana, cara ia berbicara dengan tenang, bahkan gelak tawanya yang kadang tak sengaja kudengar—yang membuat hati ini tak bisa diam.


Setiap kali bertemu, rasanya ingin berbicara lebih banyak, mengenalnya lebih dalam, tetapi keberanian sering kali kalah dengan rasa takut. Takut jika harapan ini hanyalah jalan satu arah. Takut jika perasaan ini hanya akan menjadi beban baginya, sementara bagiku, ia adalah sosok yang terlalu tinggi untuk kugapai.


Ia mungkin tak pernah sadar bahwa saat ia terlihat bahagia, ada seseorang yang diam-diam ikut merasakan kebahagiaan kecil itu. Dan ketika ia lelah, aku pun ingin menjadi tempatnya bersandar, meskipun untuk saat ini hanya bisa mendoakan dari jauh.


Terkadang aku bertanya pada diri sendiri, apakah perasaan yang sulit ini harus terus dipertahankan? Atau justru harus perlahan-lahan dilepas, seperti melepaskan burung yang selama ini kujaga dalam hati, agar ia bisa terbang bebas tanpa terikat oleh harapanku?


Namun, bagaimanapun juga, perasaan ini mengajarkanku banyak hal—tentang kesabaran, tentang menghargai dari kejauhan, dan tentang apa arti mencintai tanpa harus memiliki.


Untukmu yang sulit digapai, terima kasih sudah menjadi alasan di balik senyum kecilku setiap hari, meski mungkin aku bukan bagian dari cerita indahmu. Dan jika suatu saat semesta mengizinkan, aku hanya berharap bisa menyapamu dengan hati yang telah siap—baik untuk menerima ataupun melepaskan.


Pernah juga merasakan seseorang yang begitu dekat namun terasa jauh?🍃

Komentar

Posting Komentar